Luwu Timur, Sulsel — Dalam setiap kebijakan besar yang lahir dari ruang parlemen, selalu ada sosok yang tak selalu tampak di permukaan, tetapi perannya sangat menentukan arah dan kualitas keputusan politik.
Di DPRD Luwu Timur periode 2024-2029 saat ini, nama Prima Eyza Purnama kini menjadi perbincangan hangat, bukan karena orasi yang lantang meskipun aktivis perempuan ini juga jago orasi, tetapi karena ketekunan dan kecermatannya mengarsipkan dan mendokumentasikan secara tertulis sejarah penting pembahasan RPJMD Kabupaten Luwu Timur tahun 2025–2029.
“Saya meyakini bahwa dokumen adalah saksi valid dari setiap proses kebijakan. Ketika administrasi disusun secara tertib, sistematis, dan transparan, maka kita tidak hanya menjaga akuntabilitas, tapi juga membangun warisan institusional bagi DPRD dan masyarakat,” ujarnya, Kamis (5/6/2025).
Sebagai Sekretaris Panitia Khusus (Pansus) RPJMD DPRD Luwu Timur, Eyza, sapaan akrab legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini telah memainkan peran vital dan penuh terobosan. Tidak hanya mencatat jalannya diskusi dalam notulensi biasa, tetapi juga merekam dinamika kebijakan secara sistematis, faktual, dan berkelanjutan dari setiap pertemuan baik pada rapat-rapat Tim Pansus bersama unsur Perangkat Daerah, dialog dan diskusi dengan Tim Ahli, hingga konsultasi strategis ke instansi-instansi terkait.

“Tugas saya sebagai Sekretaris Pansus bukan sekadar mencatat, tapi memastikan bahwa setiap keputusan, dinamika, bahkan perbedaan pendapat tercatat dengan benar dan bisa dirujuk kembali kapan saja,” tambahnya.
Ketua Pansus RPJMD, H. M Sarkawi mengapresiasi kinerja Prima Eyza yang telaten mengarsipkan kerja-kerja pansus RPJMD selama ini.
“Dalam sejarah Pansus-Pansus DPRD sebelumnya, dokumentasi tertulis rapat kadang seadanya. Bahkan tidak jarang kita kehilangan jejak pemikiran dan diskusi yang penting. Kini, berkat Ibu Eyza, kita punya dokumentasi yang tidak hanya lengkap, tapi juga rapi dan sangat membantu sebagai referensi kerja lanjutan,” ujar H.M. Sarkawi Hamid, M.Si, Ketua Pansus RPJMD dalam rapat pansus RPJMD beberapa waktu lalu.
Membudayakan Notulensi yang Bervisi
Prima Eyza bukan sekadar menulis apa yang dibahas. Ia menyusun narasi kerja legislatif dengan pendekatan struktural. Dalam setiap dokumen, tergambar kronologis pertemuan, daftar hadir lintas instansi, hingga detail teknis substansi yang dibicarakan dengan tema dan tahap-tahapan yang terdeskripsi dengan jelas.
Perempuan yang dikenal rendah hati ini juga menjadi penopang komunikasi antar anggota Pansus, memastikan semua pihak mendapatkan dokumen pembahasan tepat waktu. Dirinya bahkan hadir sebagai notulis dalam seluruh forum internal dan eksternal Pansus.
“Satu hal yang bisa kita teladani dari beliau adalah totalitas. Beliau bukan cuma hadir, tapi hadir dengan kesiapan penuh,” kata Muhammad Iwan, Wakil Ketua Pansus.
Legislator dengan Etos Kerja Senyap
Ketika banyak politisi memilih tampil di depan kamera, Eyza justru sibuk di balik layar. Namun justru di balik layar itulah, ia memastikan panggung berjalan tertib dan produktif. Di setiap notulensi yang ia susun, pembaca bisa membaca ‘denyut nadi’ dinamika politik dan pembangunan, mulai dari analisis kemampuan fiskal APBD, proyeksi BUMD, hingga pembahasan rencana pembangunan Luwu Timur 5 tahun ke depan dengan seluruh program yang diturunkan dari visi-misi Bupati terpilih.
Upayanya mengarsipkan setiap pertemuan dengan disiplin telah membentuk budaya baru dalam kerja Pansus DPRD Luwu Timur. Tidak berlebihan jika peran Eyza dinilai sebagai tonggak reformasi administrasi parlemen lokal, yang selama ini kerap minim dokumentasi dan miskin jejak sejarah.
PKS dan Spirit Keteladanan
Sebagai legislator dari PKS, Eyza mencerminkan karakter khas partai ini: taat prosedur, efisien dalam kerja, dan membumi dalam pelayanan. Dalam kecermatan kerjanya, ia sesungguhnya sedang memberi pengaruh besar: mendorong transparansi, akuntabilitas, dan budaya kerja yang profesional di DPRD.
“Kalau semua pansus punya sekretaris seperti Bu Eyza, niscaya hasil kerja DPRD kita bisa jauh lebih baik, bukan hanya secara substansi, tetapi juga tertib dalam proses dan administrasi,” ujar Nurkholis Aziz, Lc, M.Pd, salah seorang anggota Pansus.
Dalam peradaban birokrasi yang kerap berisik tapi minim jejak, sosok seperti Prima Eyza Purnama adalah oase. Ia tidak hanya menjadi Sekretaris Pansus, tetapi juga menjadi unsur penjaga akal sehat dalam proses perencanaan pembangunan daerah. Karena di tangannya, jejak kerja Pansus RPJMD bukan sekadar wacana yang menguap tetapi tertulis, tersusun, dan akan abadi menjadi rujukan masa depan.

